Iklan Air Mineral Al-Qodiri

header ads

Ekonomi Syari'ah Solusi Mutlak Perekonomian Dunia (Artikel Santri)

Perbankan syari’ah di indonesia hingga dewasa ini masih belum bisa dikatakan bangkit dari keterpurukannya disebabkan masih kurang cakapnya dalam bersaing dengan perbankan konvensional. Perbankan syari’ah di indonesia hingga dewasa ini masih belum bisa dikatakan bangkit dari keterpurukannya disebabkan masih kurang cakapnya dalam bersaing dengan perbankan konvensional.

Menurut Dr. Zakik. SE.M.Si saat menjadi pembicara pada kegiatan Stadium General bertema “Peluang dan Tantangan Berekonomi Syariah di Indonesia” di Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) Surabaya, Ahad (20/09/2015), sistem ekonomi kapitalis dan perbankan konvensional sejatinya telah gagal. Terbukti seperti dengan fakta ribuan bank di Eropa yang kini tengah mengalami kebangkrutan.

Namun sampai saat ini seakan-akan masyarakat Indonesia seperti tidak menyadari akan hal ini dan tetap terus menganut dan menerapkan sistem ekonomi kapitalis dan lebih memilih bank-bank  konvensional untuk bertransaksi.

Hal ini juga di perkuat dengan maraknya masyarakat Indonesia yang kembali lebih cenderung melakukan tranksaksi menabung dan utang-piutang di bank-bank konvensional setelah beberapa tahun sebelumnya perbankan syari’ah sempat menunjukkan eksistensinya di indonesia.

Dengan pemaparan di atas, maka ekonomi kapitalistik sejatinya telah gagal dalam membangun kesejahteraan dan kemaslahatan seluruh umat dan masyarakat di dunia ini.

Fakta tersebut menunjukkan bahwa sistem ekonomi kapitalistik dan perbankan konvensional telah mengalami problematika di dalamnya. 

Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut yaitu:

1) Di dalam teori ekonomi kapitalistik mengajarkan dan menerapkan bahwa pemilik modal adalah penguasa mutlak dalam menggunakan harta kekayaannya, seperti halnya tidak mengenal akan kerjasama dan saling tolong menolong. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan ancaman bahwa yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin semakin miskin;

2) Sistem ekonomi kapitalistik juga lebih banyak mengajarkan tentang penimbunan kekayaan. Seperti yang  telah kita ketahui selama ini bahwasannya penimbunan kekayaan juga dapat menimbulkan masalah yang serius,  yaitu menghambat perputaran siklus ekonomi di suatu wilayah maupun dunia. Sehingga hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan dampak inflasi;

3) Ekonomi kapitalistik dan perbankan konvensional menerapkan hukum dan sistem riba atau bunga. Faktor ketiga inilah yang merupakan big  problem.

Dari ketiga faktor tersebutlah yang ternyata  menimbulkan tercetusnya bank syari’ah pada awalnya.

Sehingga dapat di katakan bahwasannya perbeda’an yang paling terlihat antara perbankan syari’ah dan perbankan konvensional adalah pada sistem bagi hasil untuk bank syari’ah dan bunga untuk bank konvensional. Dengan demikian, ketiga faktor tersebutlah yang menjadi penyebab kurang relevannya sistem ekonomi kapitalistik dan perbankan konvensional sebagai tiang bendera perekonomian Indonesia maupun dunia.

Oleh karenanya, kita sebagai masyarakat Indonesia dan dunia serta utamanya umat muslim, tentunya tidak akan pernah membiarkan Negara dan agama ini tercemar dan rusak oleh sistem ekonomi kapitalistik yang terus bergerak dan tumbuh menjamur.

Lebih – lebih kita telah mengetahui dengan mata kepala kita sendiri bahwa sistem ekonomi kapitalis sungguh sama sekali tidak membawa dampak positif dan tidak membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Perlunya untuk mempertimbangkan perbankan syari’ah sebagai landasan kembali dalam bertransaksi, tentunya sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai bangsa yang cerdas dan mau untuk berfikir.

Karena memang sistem ekonomi syari’ahlah yang jauh dari sifat individualistik dan sangat melarang riba atau bunga dalam aktivitasnya. Sehingga jika kita menerapkannya maka kesejahteraan rakyat Indonesia dan dunia lambat laun akan tercapai.

Dan secara mutlak memang sistem ekonomi islam dan perbankan syari’ahlah yang sangat menjanjikan untuk sistem perekonomian dan perbankan di Indonesia serta dunia.

Oleh : Fuad Hasan

Posting Komentar

0 Komentar