Jika kita melihat situasi perekonomian masyarakat kita saat ini, terdapat sebuah ketidak adilan di dalamnya. Karna seolah olah terdapat perbedaan antara kaum kalangan atas dan kalangan bawah.
Dari sana kita bingung apa dan siapa yang patut untuk disalahkan. Apakah dari kalangan pejabat, pemerintah, atau kalangan rakyat miskin.
Masalah tersebut ditambah dengan naiknya harga BBM.
Dengan begitu, akan mempersulit keadaan dari kaum miskin khususnya. Karna mereka untuk mencari uang saja sulit apalagi ditambah dengan naiknya harga BBM.
Mungkin dari kalangan menengah keatas tidak akan bermasalah naik atau trunnya BBM, tapi bagi kalangan menengah kebawah itu sangat dirasakan. Tidak hanya dengan naiknya BBM saja bentuk ketidak adilan tersebut, akan tetapi dari kasus korupsi pun juga tetap diperhitungkan.
Indonesia termasuk kedalam 10 negara terbesar di dunia dalam kasus korupsi saat ini.
Berbagai uang tunjangan masyarakat dimakan oleh para koruptor atau biasa kita sebut dengan tikus berdasi.
Tidak hanya orang tua yang menjadi korban dalam kasus ini, anak anak yang tidak bersalahpun juga turut menjadi korban dalam kasus ini.
Anak anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak dan kesehatan yang bermutu menjadi terabaikan demi memenuhi perut para tikus berdasi. Bukankah pancasila kita yang terakhir ialah “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”? Jika kita lihat masalah tersebut, keadilan manakah yang sesuai dengan pancasila? Keadilan dalam bentuk apa yang diberikan pada rakyat Indonesia? Bukankah negara yang makmur ialah negara yang rakyatnya sejahtera? Apakah hal seperti ini termasuk sebuah kesejahteraan?
Dalam kehidupan ini ada hak dan juga kewajiban.
Bukankah warga Indonesia sudah menjalankan kewajibannya? Lalu hak apa yang telah mereka dapat?
Negara Indonesia adalah negara Demokrasi yang berarti “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.
Rakyat itu banyak maknanya, dan juga banyak tingkatannya, ada rakyat bawah dan juga rakyat atas. Namun jika saat ini kita lihat, ternyata yang dimaksud dengan Demokrasi itu hanya untuk rakyat atas saja, karena seperti yang telah kita ketahui saat ini bahwa rakyat yang paling merasakan kenikmatan ialah rakyat atas dan rakyat yang paling merasakan kesengsaraan adalah rakyat bawah.
Profil Penulis:
TTL : Probolinggo, 10 Desember 1998
Status : Mahasiswi (Prodi Ekonomi Syari'ah) STAI Al-Qodiri Jember
0 Komentar