Iklan Air Mineral Al-Qodiri

header ads

Kebiasaan Unik Santri Al-Qodiri Yang Belum Pernah Kalian Ketahui

Santri Al-Qodiri
Foto : Al-Qodiri

Ada beberapa hal unik plus menarik jika kita sedang berkunjung ke Pondok Pesantren Al-Qodiri 1 Jember.

Seperti yang terpampang di photo atas, maka itulah salah satu hal unik yang saya maksud kali ini.

Mungkin antum sekalian sedang bertanya-tanya saat ini 'Kok ada uang ditempel-tempel di mading gitu ya?', 'Kenapa uangnya kok begitu?' atau 'Kurang kerjaan saja nempel uang di mading'. Jika antum bertanya-tanya seperti itu, maka saya akan langsung menjawabnya sekarang.

Foto : Al-Qodiri

Photo di atas menggambarkan tentang kebiasaan unik para santri Al-Qodiri yang belajar di Madrasah Unggulan Al-Qodiri Jember. 

Sebuah kebiasaan untuk bersikap jujur, sebuah kebiasaan untuk membentuk lingkungan yang jujur dan sebuah kebiasaan untuk mendidik para santri agar selalu bersikap jujur dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun.

Para santri di Madrasah Unggulan Al-Qodiri Jember, jika mereka menemukan uang di sekeliling mereka, maka dengan otomatis pasti mereka akan langsung menyerahkannya kepada asatidz untuk diumumkan lewat pengeras suara. 

Mereka memang telah dibiasakan untuk hal seperti itu. Dan hasilnya, memang luar biasa membuat mereka sadar akan arti dari sebuah kejujuran dan saling tolong menolong.

Bahkan, saya juga sering diserahi uang temuan Rp. 1000 oleh para santri di sini. 

Seperti contohnya sekitar satu minggu lalu, ketika saya sedang cuci tangan dan hendak sarapan pagi, tiba-tiba ada santri kelas 1 yang mendatangi saya.

"Ustadz, hadza fulus alfun. Ana nemu tadi fi halaman madrasatun" maksudnya adalah santri tersebut baru saja menemukan uang seribu rupiah di halaman madrasah.
Ya, seperti biasa, pasti anak-anak kelas 1 memang selalu seperti itu. Mereka selalu terdengar acak-acakan dan campur aduk jika berbicara bahasa Arab atau Inggris. 

Maklum lah, karena mereka kan masih santri baru he he. 

Dan tadi, mereka memakai bahasa Arab, karena waktu itu memang sedang bertepatan dengan hari berbahasa Arab di Madrasah Unggulan Al-Qodiri.

"Na'am, syukron akhi. Sa u'lin ila mukabbirus sauts ba'dal an" Kemudian dengan sedikit menahan tawa bercampur rasa bangga kepada anak kelas 1 itu, aku menerima uangnya sambil bilang kalau akan ku umumkan lewat spekaer setelah ini. 

Mereka memang luar biasa terdidik dengan sangat jujur. Sampi-sampai, mereka masih begitu pedulinya dengan uang yang hanya Rp. 1000 saja. 


Dan tentunya, setelah saya umumkan uang Rp. 1000 tadi lewat pengeras suara, pasti saja tidak ada santri atau guru yang  merespon sama sekali. 

Lagi pula, siapa juga yang peduli dengan uang hilang Rp. 1000 di zaman seperti sekarang ini. 

Mungkin saja yang kehilangan uang seribu tadi juga tidak merasa kalau dia sedang kehilangan uangnya. Karena uang Rp. 1000 di saat ini, yang mana nilai kurs rupiah semakin anjlok, pasti uang Rp. 1000 zaman sekarang setara dengan uang Rp. 200 di saat saya masih SMP dulu he he.

Setelah beberapa jam saya menunggu respon dari anak-anak yang kehilangan uang, dan ternyata memang tidak ada yang mengakuinya, maka dengan terpaksa saya menyuruh salah satu santri untuk menaruh uangnya di kotak amal masjid. Mungkin di situ akan lebih bermanfaat nantinya.

Dan kalaupun tiba-tiba ada si pemilik uang Rp. 1000 tadi yang datang dan mencarinya, maka masih bisa saya ganti dengan uang milik saya sendiri.

Yang lebih unik lagi, kebiasaan para santri putra di asrama 'Wali Songo' atau asrama tempat tinggal untuk santri Madrasah Unggulan Al-Qodiri yang putra. 

Mereka akan menempel uang temuan ke papan mading depan asrama jika mereka kebetulan menemukan uang di sekitar asrama. Contohnya seperti gambar foto di atas tadi

Pemandangan seperti itu sudah biasa terlihat dan bukan hal yang aneh lagi bagi mereka, terutama saya sendiri yang sering melihat pemandangan seperti itu. 

Entah, siapa yang memulai atau siapa yang mengajari mereka pertama kalinya untuk mempunyai ide unik seperti itu. Karena sejak saat pertama kali saya belajar dan tinggal di asrama Wali Songo sekitar 4 tahun lalu, hal unik itu sudah ada dan sering saya melihatnya. 

Dan saya juga tidak mengerti apa maksudnya saat itu. Namun, lambat laun akhirnya saya mengerti juga dengan sendirinya bahwa uang temuan yang ditempel di mading asrama tersebut merupakan ide kreatif, inovatif dan lebih tepat sasaran untuk membuat pengumuman tentang uang hilang he he. Keren bukan ?

Namun sebenarnya, ide unik tersebut juga sedikit terdapat efek tidak baiknya sih. 

Karena dengan seperti itu, pasti tampilan mading asrama sangat terlihat jelek. 

Terkadang majalah dinding atau kertas informasi yang telah ditempel oleh para pengurus daerah pasti juga sering copot dan rusak. 

Karena terkadang, jika anak-anak sedang terburu-buru, mereka pasti menempel uangnya dengan menggunakan isolasi yang dipakai untuk menempel majalah dinding tersebut. 

Jadinya, ya, bisa antum lihat sendiri di photo atas tersebut. Majalah dindingnya jadi terlihat berantakan tidak karuan he he.

Dan lebih anehnya, para pengurus daerah juga tidak ada yang pernah memarahi atau menegurnya gara-gara majalah dinding yang sering copot itu. 

Seakan semua pihak telah sepakat untuk membiarkan hal itu demi kemaslahatan umat. Ya, meskipun sebenarnya belum pernah ada yang bilang kata sepakat untuk hal itu dan belum pernah ada yang  mengesahkannya hi hi. Unik sekali bukan?


Oleh : Fuad Hasan


Posting Komentar

0 Komentar