Iklan Air Mineral Al-Qodiri

header ads

Kisah Haru Tentang Kerja Keras Komite PPM & PKM Pesantren A-Qodiri Jember

Foto : Pengurus OSIM / Pengurus PPM-PKM (Al-Qodiri)

"Ada apa sebenarnya di balik kegiatan lembur mereka yang sampai sebegitu kerasnya?"

Baca sampai habis cerita menarik di bawah! Terutama bagi para guru/asatidz dan tenaga pendidik. Mungkin ada hikmah dibalik cerita ini ..


Foto : komite PPM-PKM sedang kecapean (Al-Qodiri)

Baca sampai habis cerita menarik di bawah! Terutama bagi para guru/asatidz dan tenaga pendidik. Mungkin ada hikmah dibalik cerita ini ..

Malam itu hampir pukul 01:00 WIB. saya menemani anak-anak komite PPM & PKM yang sedang lembur untuk persiapan acara "Pembukaan Pekan Berbahasa dan Program Mingguan PPM & PKM" pada hari senin depan.

Sungguh luar biasa sekali perjuangan mereka dalam mengemban tanggung jawab sebagai anggota komite. 

Kita lihat photo di atas, mereka nampak sedang bergantian tugas. Beberapa ada yang tidur, dan beberapa ada yang sedang bekerja untuk persiapan acara. Dan nantinya mereka yang tidur akan segera bangun untuk bekerja juga menggantikan teman yang sudah selesai pekerjaannya.

Intinya mereka bekerja estafet demi sebuah tanggung jawab yang mereka miliki atas suksesnya acara pembukaan nanti.

Nah, pertanyaanya, Ada apa sebenarnya di balik kegiatan lembur mereka yang sampai sebegitu kerasnya untuk mengejar Deadline dan demi mensukseskan acara pembukaan tersebut. Simak kronologi ceritanya!
_______

Suatu hari, di Madrasah Unggulan Al-Qodiri, sore hari itu akan diadakan "Pembukaan Pekan Berbahasa dan Program Mingguan PPM & PKM" yang dipanitiai oleh anak-anak Komite & OSIM. 

Sehabis dzuhur saya lihat, memang persiapan anak-anak sepertinya kurang maksimal. Terlihat dari ruangan acara yang belum beres dan tata dekorasi pentas yg masih berantakan. 

Tapi karena anak-anak yakin akan beres setelah jam 13:30 WIB nanti, maka saya-pun meyakinkan diri bahwa acara akan berjalan sebagaimana adanya.

Tepat pada Jam 14:00 WIB acara dimulai. Waktu itu yang akan membuka acaranya adalah langsung dari Ust. Nikmat, Ust. Eko dan Ust. Baihaqi selaku Sekretaris Kepala Madrasah / Sek.Pim. 

Nah, Ketika sambutan pidato dari Ketua Komite berlangsung, sepertinya mereka berdua para ketua komite belum siap dan belum merancang text dan poin-poin pidato yang akan mereka bawakan, padahal mereka berpidato duet 2 orang, yaitu Ketua Komite PPM (Ulul) & Ketua Komite PKM (Atho'). 

Begitu pun acara sebelumnya dari MC, Qori', Group Sholawat, dan menyanyikan lagu kebangsaan juga sama tidak kalah kacaunya. 

Hingga saya perhatikan saat itu para Sek.Pim terlihat resah dan jenuh dengan acara tersebut. Karena terkesan tidak hikmat dan sakral. Padahal acara tersebut adalah sebuah acara yang seharusnya berjalan dengan hikmat dan sakral.

Ust. Nikmat dan Ust. Eko sebagai tamu undangan utama yang juga akan membuka acara tersebut segera merespon dengan cepat pada saat memberikan sambutannya. 

Kemudian tiba saatnya lah sambutan dari Ust. Nikmat. Beliau Ust. Nikmat setelah salam tiba-tiba langsung berkata:

"Acara apaan ini ..? seperti acaranya anak TK. Acara seperti dibuat mainan. Mana tanggung jawab kalian sebagai komite. Jangan mengentengkan! Ga Jadi...Ga Jadi... Acaranya batal.. Di tunda! Di Ulang lagi minggu depan!!.." Tegas ust. Nikmat saat itu. 

Serentak para audience santriwan & santriwati langsung hening dan tegang semuanya. Tak terkecuali para komite juga langsung menunduk semua.

Kemudian di lanjut oleh sambutan dari ust. Eko :

"Lihat perjuangannya romo kyai dari zaman dahulu sampai sekarang! Tiru itu semangatnya beliau. Kalian jangan ngalem sebagai komite. Ayo semangat !"

Setelah itu, sampailah pada waktunya sambutan dari saya selaku KEMENPORA sebagai pembimbing para komite. Dan saya terpaksa harus berkata :

"Jangan meremehkan hal-hal kecil yang menurut kalian mudah untuk dilakukan. Kalian harus disiplin kerja, harus profesional dalam menjalankan tanggung jawab. dengar itu .. paham ya"

Semua santri, tamu undangan dan wali kelas bertanya-tanya, apa gerangan yang terjadi. Termasuk beberapa komite yang langsung menangis dan tertunduk lesu saat itu. Tentu saja permohonan emosional itu sulit untuk mereka setujui. 

Akhirnya semua pantia saya kumpulkan di ruang perpustakaan setelah acara dibubarkan. 

Kemudian saya bicara dihadapan anak-anak komite. Saya masih ingat sekali kata-kata saya waktu itu. Saya beri mereka arahan dan motivasi agar mereka tidak patah semangat sebagai komite, terutama para komite yang masih kelas 1, pastinya mereka akan sangat shock sekali akan kejadian ini, karena mereka masih santri baru. 

Saya berkali-kali tegaskan kepada para komite. 
"Saya, kalian dan semuanya yang ada di sini sama-sama salah. Saya yang bertanggung jawab mengarahkan kalian dan kalian yang bertanggung jawab melaksanakan tugas. Ayo jangan remehkan hal-hal kecil ya, dan juga jangan gede omongan saja, tapi besarkan itu rasa tanggung jawab kita. Bukan masalah ini hanya acara kecil biasa, tapi ini masalah menyangkut tanggung jawab kita sebagai komite. Ingat kata-kata para Sek.Pim tadi, Tiru perjuangannya Romo kyai dari zaman dahulu sampai sekarang, tiru semangatnya beliau. Dan ini adalah untuk melatih tanggung jawab kita seperti kata Sek.Pim tadi. Jangan sakit hati, ayo kita harus kuat dan never give up! Terakhir, Kalian segera minta maaf kepada para Sek.Pim, secepatnya, ayo yang kuat, semangat!"

Sungguh tidak tega juga sebenarnya melihat anak-anak yang lagi lesu dan beberapa dari komite putri nangis semua. Namun dalam hati saya bilang bahwa sungguh mereka benar-benar telah terdidik untuk lebih bertanggung jawab dan menjadi generasi yang tangguh. Sungguh beruntung sekali kalian. Semoga kalian mendapat hikmahnya dari semua ini.

Saya sampaikan itu dihadapan anak-anak yang nyaris putus asa karena dimarahi habis-habisan oleh para Sek.Pim dan acaranya dibatalkan, dan diundur.

Namun setelah itu, Alhamdulillah anak-anak komite sepertinya menyadari hal ini, dan mempersiapkan diri lebih baik lagi pada acara pembukaan berikutnya yang diundur itu. 

Para petugas tampilan pun tidak kami ganti, karena ini adalah proses pembelajaran bagi mereka. Dan yang paling menggembirakan bagi kami bahwa ternyata para Sek.Pim tidak dalam kondisi marah ketika menyatakan pembatalan itu. Karena ketika para komite menghadap Sek.Pim untuk meminta maaf pada kemarin hari, dengan tersenyum beliau-beliau berkata :

"Sudah siap semua? Saya cuma tidak mau anak-anak komite itu menggampangkan acara ini. Sehingga kesannya main-main. acara pembukaan ini adalah acara yang serius dan sakral, dan semua itu juga untuk melatih mental dan uji kemampuan kalian untuk bisa lebih profesional lagi dalam pekerjaan apapun. Maka jangan main-main. Seriuslah"

Sebuah pelajaran berharga kami dapatkan. Belajar dari kegagalan bukanlah cacat, tapi belajar dari kegagalan adalah hal berharga yang mungkin hanya kami dapatkan ketika nyantri di Al-Qodiri. Sungguh berharga sekali.

Akhirnya, dengan sekuat tenaga yang ada, pada hari itu dan malam itulah saya lihat mereka semua komite PPM & PKM sampai larut malam untuk dapat membuat persiapan agar acara bisa berjalan lebih baik lagi, sehingga acara tahunan tersebut bisa terlaksana dengan hikmat dan lebih mengena pesan-pesan yang akan di sampaikan untuk acara pembukaan tersebut nantinya.

Dan ternyata mereka pun sebenarnya bisa melakukan hal itu walaupun hanya dengan waktu yang minim dan dengan kesibukan mereka masing-masing, ini menunjukkan bahwa dengan semangat juang dan naluri yang tinggi, tidak ada pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan.

Inilah potret generasi tangguh yang akan segera terlahir dari pesantren Al-Qodiri. Tentunya semua itu berkat guru kita Abu Ya Kyai Muzakki yang siang dan malam tak henti-hentinya untuk selalu mendoakan yang terbaik untuk para santri-santrinya. Karena yakin atau tidak, dan kita wajib yakin bahwa do'a sang wali yullah seperti beliau sangat mustajab dan barokah. 

Semoga kita yang membaca cerita pendek ini dapat mendapat hikmahnya dari petikan cerita di atas, amin !

Oleh: Fuad Hasan

Posting Komentar

0 Komentar